Cara
bercocok tanam secara vertikultur ini sebenarnya sama saja denganbercocok tanam
di kebun atau di sawah. Perbedaannya terletak pada lahan yangdigunakan.
Misalnya, lahan 1 meter mungkin hanya bisa untuk menanam 5 batangtanaman.
Dengan sistem vertikal bisa untuk 20 batang
tanaman(http://graceporun.blogspot.com., 2008)
Definisi
Teknik Vertikultur merupakan cara bertanam
yang dilakukan dengan menempatkan media tanam dalam wadah-wadah yang disusun
secara vertical, atau dapat dikatakan bahwa vertikultur merupakan upaya
pemanfaatan ruang ke arah vertical. Dengan demikian penanaman dengan system
vertikultur dapat dijadikan alternative bagi masyarakat yang tinggal di kota
maupun di desa yang memiliki lahan
sempit atau bahkan tidak ada lahan yang tersisa untuk budidaya tanaman.
Vertikultur diambil dari istilah verticulture
dalam bahasa lnggris (vertical dan culture) artinya sistem budidaya pertanian
yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat. Cara bercocok tanam secara
vertikultur ini sebenarnya sama saja dengan bercocok tanam di kebun atau di
sawah. Perbedaannya terletak pada lahan yang digunakan. Misalnya, lahan 1 meter
mungkin hanya bisa untuk menanam 5 batang tanaman. Dengan sistem vertikal bisa
untuk 20 batang tanaman.
Banyak sedikitnya tanaman yang akan kita
budidayakan bergantung pada model wadah yang kita gunakan.
Alasan Penerapan Vertikultur
Beberapa alasan penerapan vertikultur, yaitu
:Memanfaatkan lahan sempit yang
tidak produktif menjadi lahan sempit yang produktif dengan aplikasi
vertikultur,menghemat pengeluaran dengan
cara memiliki tanaman sayuran sendiri, menambah nilai estetika lahan
pekarangan (http://graceporun.blogspot.com., 2008)
Alasan
dilakukannya sistem pertanian vertikultur:
1.
Efisiensi
dalam penggunaan lahan
2.
Penghematan
pemakaian pupuk dan pestisida
3.
Dapat dipindahkan dengan mudah karena tanaman diletakkan
dalam wadah tertentu.
4.
Mudah
dalam hal monitoring/ pemeliharaan tanaman.
Beberapa rancangan wadah media yang
umum digunakan adalah :
Kolom wadah media disusun secara
vertical. Setiap wadah disusun dalam posisi tegak/berdiri dan diberi lubang
pada permukaannya sebagai tempat terbuka atau sebagai lubang tanam.
Kolom wadah media disusun secara
horizontal. Setiap wadah dibuat dalam bentuk kolom secara mendatar (pot,
polybag, kresek) yang kemudian disusun dalam rak-rak kea rah vertikal
Wadah media gantung. Wadah media
disusun saling berhubungan lalu digantung, sehingga menyerupai pot-pot gantung.
Jenis dan Tanaman Yang Sesuai
Vertikultur
Pemberian pupuk dilakukan sesuai dengan jenis dan kondisi
tanamannya. Intinya, monitoring tanaman diperlukan untuk mencegah kerusakan tanaman
akibat hama dan penyakit tanaman. Sebaiknya
pupuk yang digunakan adalah pupuk organik misalnya pupuk kompos, pupuk kandang atau pupuk bokashi yang menggunakan
teknologi mikroorganisme 4 (EM4) atau simbal. Pupuk bokashi adalah hasil
fermentasi bahan organik (jerami, sampah
organik, pupuk kandang, dan lain-lain) dengan teknologi EM yang dapat
digunakan sebagai pupuk organik untuk menyuburkan tanah dan meningkatkan
pertumbuhan dan produksi tanaman. Bokasi dapat dibuat dalam beberapa hari dan
bisa langsung digunakan sebagai pupuk. Pupuk Bokashi sangat benguna
sebagai sumber pupuk organik yang siap pakai dalam waktu singkat. Bahan-bahannya juga mudah didapat dan
sekaligus baik untuk kebersihan lingkungan karena memanfaatkan limbah
pertanian atau limbah rumah tangga, seperti jerami, pupuk kandang, rumput,
pupuk hijau, sekam, dan serbuk gergaji(http://www.lintasberita.com., 2010). Pada daerah pedesaan, biasanya sampah atau kotoran
hewan dimasukkan kesebuah lubang. Kalau lubangnya sudah penuh, sampah dibakar
dan sebagai pupuk. Dengan catatan, pupuk buatan kotoran hewan yang akan
digunakan hendaknya sudah tidak berbau busuk (http://yuan.blog.uns.ac.id.,
2010). Selain menggunakan pupuk organik dapat juga menggunakan pupuk anorganik yang sesuai dengan Standard hara yang
dikandung oleh pupuk, seperti pupuk NPK, KCl, TSP dan pupuk-pupuk
lainnya (Lakitan, 1995)
Kelebihan dan kelemahan tehnik vertikulture