Jumat, 07 Juni 2013

Cara Budidaya Jahe Emprit Dalam Polybag/Karung Beras Yang Benar Agar Jahe Tumbuh Subur

Jahe emprit merupakan salah satu jenis jahe yang ukurannya lebih kecil jika dibandingkan dengan jahe merah dan jahe gajah. Saat ini permintaan pasar terhadap jahe memang cukup tinggi karena tidak hanya digunakan untuk kebutuhan dalam negeri saja tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan pasar dunia. Tanaman jahe masuk dalam kategori tanaman obat dan temu – temuan atau rimpang dimana tanaman ini sebenarnya sejenis dengan tanaman temulawak, kunyit, dan temu – temuan lainnya. Cara budidaya jahe emprit dalam polybag saat ini memang banyak diminati apalagi semakin terbatasnya lahan yang ada saat ini membuat budidaya jahe menjadi lebih sulit. Oleh sebab itulah polybag merupakan salah satu tempat yang tepat untuk bercocok tanam jahe emprit dan membudidayakannya. Cara menanam jahe emprit dalam polybag sebenarnya tidaklah sulit. Cara tanam jahe emprit hampir sama dengan penananaman jahe di tempat lain. Untuk penjelasan lebih lanjut tentang cara budidaya jahe emprit, berikut ini langkah – langkahnya.
Pemilihan Bibit
Tips pemilihan bibit merupakan langkah yang paling penting sebelum memahami teknik budidaya tanaman jahe emprit. Bibit jahe dapat diperoleh dari perkebunan atau pembibitan jahe emprit yang sudah ada. Saat memilih bibit, pilihlah bibit jahe yang bagus dan berkualitas. Pastikan bahwa tanaman jahe memiliki varietas tinggi yaitu dapat tumbuh tinggi dan menghasilkan jahe yang berkualitas atau tidak cacat.
Persiapan Media Tanam
Media tanam yang harus dipersiapkan untuk pohon jahe polybag. Jumlah polybag harus disesuaikan dengan jumlah bibit jahe yang akan ditanam. Setelah polybag disiapkan, langkah selanjutnya adalah menyiapkan media tanam berupa tanah yang sudah dicampur dengan pupuk kandang. Tanah yang bagus untuk menanam jahe emprit adalah tanah yang gembur dan sedikit berpasir sehingga memudahkan tanaman jahe untuk lebih cepat tumbuh dan berkembang. Polybag yang digunakan untuk menanam bibit jahe juga harus besar yaitu berukuran 60 x 40 cm karena jahe akan tumbuh besar dan memerlukan banyak tempat untuk pertumbuhan rimpangnya.
Penanaman
Teknik menanam bibit jahe sebaiknya ditanam sedalam 5 sampai 7 cm dengan tunas bibit yang menghadap ke atas. Jangan sampai terbalik karena bisa menghambat pertumbuhan tanaman jahe.  Penanaman bibit jahe sebaiknya dilakukan saat musim penghujan sehingga Anda tidak perlu repot – repot untuk menjaga kelembaban bibit jahe yang baru ditanam tersebut.
Perawatan
Pohon jahe yang sudah ditanam di dalam polybag memerlukan perawatan yang cukup rutin agar hasil panen jahe emprit dapat memuaskan. Berikut ini langkah perawatan dalam cara budidaya jahe emprit dalam polybag.
  • Penyiraman
    Tanaman jahe di dalam polybag harus disiram secara teratur setiap hari yaitu pagi dan sore. Pastikan tanah di dalam polybag tidak sampai kekeringan dan selalu berada dalam keadaan lembab sehingga tanaman jahe tidak akan mati.
  • Pemupukan
    Selain disiram, tanaman jahe dalam polybag juga harus dipupuk. Pupuk yang dianjurkan adalah pupuk kandang beruba kotoran domba atau kotoran sapi. Beri pupuk setiap polybag setelah tanaman mulai tumbuh. Kemudian setelah tanaman memasuki bulan keempat, tanaman jahe bisa diberi pupuk kandang agar lebih subur.
  • Menyiangi gulma
    Dalam polybag, biasanya akan ada rumput –  rumput penganggu yang tumbuh dalam polybag. Hal ini akan menganggu pertumbuhan jahe dan rimpangnya. Oleh sebab itu, penyiangan gulma sebaiknya dilakukan secara intensif. Gulma biasanya banyak tumbuh saat tanaman jahe mulai berumur 6 bulan. Namun, penyiangan sebaiknya mulai dilakukan saat tanaman jahe berumur 4 bulan agar tidak merusak akar yang nantinya dapat merusak benih – benih jahe.
  • Penyulaman
    Menyulam tanaman jahe yang tidak tumbuh dapat dilakukan saat bibit jahe berumur 1 bulan setelah tanam dengan benih cadangan yang telah disemaikan
  • Pembubunan
    Pembubunan atau pendangiran dilakukan saat tanaman telah berbentuk rumpun dengan empat atau lima anakan. Hal ini dilakukan agar rimpang jahe emprit selalu tertutup tanah. Dengan adanya pembumbunan, drainase juga akan selalu terjaga.
  • Pengendalian hama tanaman
    Pengendalian hama dapat dilakukan sesuai keperluan. Biasanya penyakit utama pada jahe emprit adalah busuk rimpang yang disebabkan karena bakteri Ralstonia solanacearum. Saat ini masih belum ada cara pengendalian yang memadai. Cara pencegahannya adalah perlakuan benih sehat, penggunaan benih sehat, perglran tanaman, pembuatan irigasi, dan penyiangan gulma. Tanaman yang diserang bakteri sebaiknya segera dicabut dan dibakar agar serangan bakteri tidak meluas.
Demikian cara budidaya jahe emprit dalam polybag yang dapat Anda lakukan sebagai alternatif untuk membudidayakan jahe di tempat yang terbatas.

Oleh:
Ketua Kelompok Tani Jahe Organik
Sekretariat:
Jl. Makam Kali Ancol No. 1 Ds. Larangan Kec. Larangan Kab. Brebes
Jawa Tengah Indonesia 52262
HP : 081327331338, 087730142900, 085642794282

Tidak ada komentar:

Posting Komentar